Salah satu momen yang berharga dan dinanti dalam hidup kita salah satunya adalah pernikahan dengan seseorang yang special untuk menemani hidup kita, karena pernikahan adalah sebuah prosesi sakral yang dilakukan oleh banyak orang, mencakup ikatan lahir dan batin pada setiap Individu.
Terlebih jika pernikahan menggunakan adat tertentu untuk menyatukan bentuk sakral tersebut dalam balutan tradisi masing -masing daerah yang menjadi sebuah ciri khas bangsa Indonesia.
Salah satunya adalah adat Batak yang memiliki banyak proses dan syarat tertentu untuk memberlangsungkan sebuah perkawinan. Pentingnya proses adat pada saat perkawinan Suku Batak, sangatlah penting terutama masyarakat Batak yang sangat mengedepankan adat.
Mengingat akan pentingnya dan esensi dari pernikahan maka ๐๐ฒ๐น๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ฟ๐๐บ๐ฎ๐ฒ๐ป ๐ ๐๐ต๐ฎ๐๐ต๐ฎ๐๐น๐ผ๐ menginisiasikan penyelenggaraan Wedding Batak Exhibition dengan menghighlight 5 budaya Batak (Simalungun, Toba, Karo, Mandailing dan Pakpak).
Merupakan sebuah acara yang tidak hanya merayakan cinta antara dua hati semata, tetapi juga menjadi kebanggaan budaya Batak. Diadakan pada 7-8 September 2024 di SMESCO Convention Hall.
sumber gambar dokumen pribadi awalpermata
Tempat berkumpulnya para Vendor mulai dari dekorasi pernikahan hingga layanan catering, pengunjung akan memiliki kesempatan untuk menjelajahi berbagai pilihan yang sesuai dengan cita rasa dan kebutuhan
Wedding Batak Exibition ini akan menjadi sumber inspirasi bagi pasangan yang sedang merencanakan pernikahan mereka dengan sentuhan tradisional adat Batak.
Dalam keluarga Batak, yang menganut sistem patrilineal murni, anak laki-laki sebagai pewaris garis keturunan ayahnya. Belenggu Patriarki yang kemudian membatasi hak-hak perempuan Batak.
Laki-laki menguasai perempuan dalam hal hak lahir. Meskipun anak laki-laki bukan anak pertama yang lahir dalam keluarga, dia secara otomatis dianggap sebagai kepala keluarga yang harus melindungi dan merawat saudara perempuannya.
Anak perempuan yang menikah dan bergabung dengan keluarga lain sementara anak laki-laki memastikan kelangsungan hidup nama keluarga tersebut dengan membawa anggota tambahan ke dalam keluarganya.
Tak hanya itu, anak-anak laki-laki juga mendapat perlakuan khusus, sehingga dalam kehidupan suku Batak, anak laki-laki yang sangat didukung untuk melanjutkan pendidikan dibandingkan dengan anak perempuan.
Orang tua akan berpikir sepuluh kali untuk mengirim anak perempuan mereka, karena berpikir untuk apa anak perempuan disekolahkan, tetapi, pada akhirnya, bekerja di dapur.
Sistem hukum adat batak mengenal garis keturunan dari patrilineal dimana garis tersebut melihat keturunan ditarik dari pihak ayah. Jika melihat dari garis keturunan ayah maka anak laki-laki dalam suku adat batak sangat menonjol dan kuat daripada anak perempuan.
Masyarakat Batak beranggapan bahwa pewaris sesungguhnya hanya anak laki-laki sedangkan anak perempuan yang sudah menikah akan keluar dari kerabatnya dan mengikuti suaminya.
sumber gambar dokumen pribadi awalpermata
Maka dari itu pihak perempuan dalam suku adat batak sangat rendah kedudukannya jika dibandingkan dengan kedudukan anak laki-laki yang diakui dan dianggap sebagai penerus pembawa marga.
Akan tetapi anak perempuan juga akan mendapatkan bagiannya dalam warisan namun hanya dalam bentuk kasih sayang dalam artian adalah kebijaksanaan dari orang tua maupun dari saudara-saudaranya yang laki-laki.
Budaya patriarki suku Batak telah membentuk dan mengabadikan ketidaksetaraan genderย (gender inequality).ย Hal ini memungkinkan dominasi laki-laki (superior) dan subordinasi perempuan (inferior).
Zaman yang sudah modern seperti sekarang ini maka kesetaraan bisa dicapai ketika semua orang memiliki kesempatan yang sama dan memiliki kebebasan untuk memutuskan prinsipnya sendiri.
Mau menjadi apapun, itu hak mereka para perempuan batak. Kita bisa lihat sendiri, begitu banyak perempuan-perempuan Batak hebat di luar sana.
Hal itu dapat terjadi karena komunikasi yang baik dengan pasangan untuk membicarakan apa saja hal yang bisa dilakukan oleh perempuan batak, tanpa dia lupa sebagai tugasnya sebagai perempuan batak seutuhnya.
Leave a comments