Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling besar perannya bagi kesejahteraan sosial dan kelestarian anggota-anggotanya terutama anak-anaknya. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terpenting bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak kehidupan mereka yang sangat muda. Dan diharapkan dari keluargalah seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan masak dan dewasa.
Berbicara mengenai pendidikan anak, maka yang paling besar pengaruhnya adalah ibu. Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak-anaknya walaupun tentunya keikutsertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting di dalam mendidik anak- anaknya, terutama pada masa balita. Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis, sosial, dan pendidikan seksual.
Fungsi ibu sebagai sumber pemenuhan kebutuhan ini sangat besar artinya bagi anak, terutama pada saat anak di dalam ketergantungan total terhadap ibunya, yang akan tetap berlangsung sampai periode anak sekolah, bahkan sampai menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu bersama tetapi untuk selalu berinteraksi maupun berkomunikasi secara terbuka dengan anaknya.
Dalam memenuhi kebutuhan psikis anak, seorang ibu harus mampu menciptakan situasi yang aman bagi putra-putrinya. Ibu diharapkan dapat membantu anak apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan. Perasaan aman anak yang diperoleh dari rumah akan dibawa keluar rumah, artinya anak akan tidak mudah cemas dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul.
Seorang ibu harus mampu menciptakan hubungan atau ikatan emosional dengan anaknya. Kasih sayang yang diberikan ibu terhadap anaknya akan menimbulkan berbagai perasaan yang dapat menunjang kehidupannya dengan orang lain. Cinta kasih yang diberikan ibu pada anak akan mendasari bagaimana sikap anak terhadap orang lain. Seorang ibu yang tidak mampu memberikan cinta kasih pada anak-anaknya akan menimbulkan perasaan ditolak, perasaan ditolak ini akan berkembang menjadi perasaan dimusuhi. Anak dalam perkembangannya akan menganggap bahwa orang lainpun seperti ibu atau orang tuanya. Sehingga tanggapan anak terhadap orang lain juga akan bersifat memusuhi, menentang atau agresi.
Seorang ibu yang mau mendengarkan apa yang dikemukakan anaknya, menerima pendapatnya dan mampu menciptakan komunikasi secara terbuka dengan anak, dapat mengembangkan perasaan dihargai, diterima dan diakui keberadaanya. Untuk selanjutnya anak akan mengenal apa arti hubungan di antara mereka dan akan mewarnai hubungan anak dengan lingkungannya. Anak akan tahu bagaimanacara menghargai orang lain, tenggang rasa dan komunikasi, sehingga dalam kehidupan dewasanya dia tidak akan mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain.
Bagitu besarnya peran seorang ibu (perempuan) dalam perkembangan anak dan kelurga di era yang serba maju sekarang ini tak bisa dipungkiri banhwa para perempuan sanagt dekat dan erat dengan media sosial, semua rutinitas di upload ke media sosial yang dimiliki, hal ini bisa mengakibatkan hal-hal yang tak terduga seperti halnya perceraian akibat media sosial. Oleh karena itu Kementrian Agama Republik Indonesia mengadakan seminar sehari tentang peran perempuan antara keluarga dan media sosial yang bertujuan untuk meningkatkan awareness tentang keluarga dan media sosial.
Cukup banyak pasangan suami isteri bercerai karena kecemburuan yang bermula dari pertemanan pasangannya di medsos. media sosial seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp menjadi salah satu pemicu perceraian merupakan tren baru. Sebelumnya, kasus perceraian kebanyakan disebabkan oleh faktor ekonomi. Media sosial menjadi pemicu terjadinya perceraian. Banyak kecemburuan hingga perselingkuhan yang berawal dari medsos.
Arus perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok masyarakat. Media sosial misalnya, fungsinya sebagai wadah komunikasi semakin mengintegrasi semua kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, tidak sedikit dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial. Tingginya kasus perceraian di beberapa daerah di Indonesia disebut-sebut juga akibat pengaruh medsos. Sebagai contohnya yaitu Bekasi (1862 Kasus) penggunaan media sosial yang semakin berkembang di Bekasi dituding menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka perceraian. Pengadilan Negeri Agama Bekasi mencatat perceraian akibat sosial media terus meningkat, mencapai ratusan kasus setiap bulannya.
Peran perempuan antara keluarga dan media sosial sangat erat kaitannya karena perempuan merupakan sentral dalam sebuah keluarga yang berperan sebagai seorang istri untuk suaminya, berperan sebagi ibu untuk anak-anaknya dan perempuan pun sangat erat dengan media sosial, alangkah baiknya adalah baik untuk perempuan maupun laki-laki adalah menggunakan media sosial untuk kegiatan positif seperti untuk menambah jaringan networking, karena media sosial itu seperti pisau bermata dua yang bergantung kepada kita digunakannya untuk apa dan bagaimana,
Ayo kita sama-sama bijak bermedia sosial, pastikan apa yang kita share itu benar keabsahannya karena jika tidak akan berbahaya baik untuk kita maupun untuk orang lain yang melihatnya, kerap sekali berita yang belum jelas keabsahannya (hoax) tersebar begitu mudahnya melalui media sosial, jika kita mendapatkan berita hoax baiknya berhenti di kita dan tak perlu kita sebarkan kepada yang lainnya.
Leave a comments