Buta huruf merupakan kondisi dimana terdapat ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan menulis. Ini biasanya terjadi karena kurangnya akses ke pendidikan atau pelatihan dasar dalam membaca dan menulis.
Namun, dalam konteks yang lebih luas, “buta huruf” juga bisa merujuk pada ketidakmampuan dalam memahami informasi atau keterampilan tertentu, misalnya “buta huruf digital,” yang merujuk pada kesulitan seseorang dalam menggunakan teknologi digital.
sumber gambar canvapro awalpermata
Program literasi sering kali difokuskan untuk membantu individu menjadi melek huruf agar dapat berpartisipasi lebih efektif dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
Pendidikan berperan sangat penting dalam upaya membebaskan masyarakat dari buta huruf, karena dengan pendidikan, individu memperoleh keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung yang menjadi fondasi untuk menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan produktif.
Pendidikan yang mendasar memungkinkan individu untuk memahami dan mengakses teknologi yang semakin penting dalam kehidupan modern, seperti internet dan perangkat digital.
Ini meningkatkan partisipasi sosial dan peluang kerja di dunia yang semakin terdigitalisasi. Pendidikan memberikan kemampuan untuk mengelola kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri.
Dengan bisa membaca, seseorang dapat mengurus urusan pribadi tanpa selalu bergantung pada bantuan orang lain, misalnya membaca papan petunjuk, mengisi formulir, atau memahami informasi medis.
sumber gambar canvapro awalpermata
Gerakan literasi yang efektif selalu didukung oleh sistem pendidikan yang kuat. Dengan akses pendidikan yang lebih merata, masyarakat dapat lebih cepat terbebas dari buta huruf, yang pada akhirnya membawa perubahan positif bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Berarti seseorang sudah memiliki kemampuan dasar membaca dan menulis, sehingga dapat memahami informasi tertulis dan berkomunikasi melalui tulisan. Keterampilan ini membuka peluang bagi individu untuk lebih aktif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi sosial.
Literasi yang baik juga memberi dasar untuk belajar keterampilan lain, seperti literasi digital dan numerasi, yang semakin penting dalam dunia yang semakin terdigitalisasi. Berbagai program dan inisiatif literasi di seluruh dunia bertujuan untuk membantu masyarakat mengatasi buta huruf, baik anak-anak maupun orang dewasa.
sumber gambar SATU Indonesia Awards
Gerakan Bebas Buta Huruf merupakan inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi atau menghapus tingkat buta huruf dalam suatu populasi, sering kali melalui program pendidikan dasar bagi anak-anak dan orang dewasa.
Program ini berfokus pada peningkatan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) serta memberi akses yang lebih baik ke bahan pendidikan dan pelatihan keterampilan literasi.
Selama 15 tahun, Eko Cahyono menyediakan layanan perpustakaan keliling yang menjangkau seluruh kecamatan di Kabupaten Malang. Tujuan Eko Cahyono ini mengawal keberadaan Pustaka Anak Bangsa selama itu, sangat sederhana tapi mulia. Masih ada anak-anak yang tidak sekolah, memicu semangatnya untuk membuat mereka bisa membaca dan menulis.
Kini tercatat 26 perpustakaan menjadi perpanjangan tangan Pustaka Anak Bangsa yang tersebar di 35 desa di tujuh kecamatan se-Kabupaten Malang antara lain Poncokusumo, Tumpang, Wates, Kepanjen.
sumber gambar SATU Indonesia Awards
Perpustakaannya buka 24 jam, di sana tak cuma ada peluang membaca koleksi ribuan bukunya. Namun kegiatan lain bisa dilakukan seperti belajar komputer, melukis di kanvas, menonton film bareng, belajar memasak, menjahit, diskusi setiap Sabtu malam, hingga menanam obat-obatan 27 tradisional.
Bahkan terdapat bimbingan belajar bagi pelajar SD atau Madrasah Ibtidayah secara gratis. Cakupannya pun makin luas dengan menggelar perpustakaan keliling di pos ojek, salon, bengkel motor, rental komputer, dan lain-lain.
Individu yang bebas dari buta huruf lebih mampu mengurus kesehatan diri dan keluarganya, serta memahami hak-hak dasar mereka.
Gerakan yang dilakukan oleh Eko Cahyono berdampak pada kemampuan membaca dan menulis memungkinkan seseorang mengakses informasi kesehatan, keuangan, dan layanan sosial yang penting untuk kesejahteraan. Sehingga Eko Cahyono mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2012.
sumber gambar SATU Indonesia Awards
Dengan melek huruf, seseorang lebih mampu mengikuti berita, memahami kebijakan pemerintah, dan berpartisipasi dalam proses demokrasi. Literasi memungkinkan masyarakat untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam melakukan pilihan, sehingga dapat menentukan apa yang terbaik untuk dipilih dengan melek huruf, semua informasi dapat dipahami dengan baik.
Leave a comments